Halal Bihalal Guru dan Siswa SMP Negeri 3 Ngaglik

Halal Bihalal Guru dan Siswa SMP Negeri 3 Ngaglik post thumbnail image

Momen Penuh Makna Usai Lebaran, Memaafkan, Menguatkan, dan Melangkah Bersama

Sleman, 10 April 2025 — Suasana haru dan kebersamaan memenuhi halaman SMP Negeri 3 Ngaglik pagi itu, saat seluruh warga sekolah—dari kepala sekolah, dewan guru, Tenaga kependidikan hingga siswa-siswi—mengikuti kegiatan halal bihalal pasca-libur Idulfitri, Rabu (9/4). Acara ini menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi, saling memaafkan, dan menumbuhkan kembali semangat belajar di awal Syawal.

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh ananda  … dari kelas 8A, dilanjutkan dengan sambutan hangat dari Kepala Sekolah, Ibu Sri Suharti, S.Pd. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antara guru dan siswa.

“Idulfitri mengajarkan kita untuk saling memaafkan dan memulai kembali dengan hati yang bersih. Semoga setelah ini, suasana belajar kita menjadi lebih nyaman dan penuh semangat,” tutur beliau.


Sesi utama diisi oleh ceramah singkat dari Ustaz Rivan Amri, S.Pd., yang secara khusus menyampaikan makna halal bihalal dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah. “wa tawa saw bil haqqi wa tawa saw bis sabr yang artinya saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”, tutur beliau saat memulai nasehat untuk seluruh hadirin.

“Halal bihalal bukan hanya tradisi berjabat tangan. Lebih dari itu, ini adalah bentuk nyata dari niat untuk memperbaiki hubungan antar manusia, saling membersihkan hati dari rasa marah, iri, atau salah paham,” jelas beliau.

Ustaz Rivan juga mengingatkan para siswa untuk tidak segan meminta maaf kepada guru jika pernah berbuat salah, begitu pula sebaliknya.

“Kadang ada hal-hal kecil yang menyakiti hati, seperti kata-kata atau sikap yang tidak sopan. Maka di momen ini, kita buka lembaran baru, saling memaafkan, dan saling mendoakan agar kita semua menjadi pribadi yang lebih baik,” tambahnya.

Sebagai penutup kegiatan Halal bihalal antar guru dengan pesertadidik, dilanjutkan dengan saling berjabat tangan sebagi simbul saling memaafkan baik antara sesama guru, guru dengan peserta didik serta siswa dengan siswa. Hal ini merupakan budaya yang baik dalam rangka menyiapkan peserta didik yang memiliki kompetensi sosial, mau meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain.

Penulis : Heru Priyono, S.Pd.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post