Sleman, 12 Juli 2025 — Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menyusun arah pembelajaran yang lebih inovatif, SMP Negeri 3 Ngaglik menggelar Workshop Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) Tahun 2025/2026, yang dihadiri oleh berbagai unsur penting seperti Muspika Kecamatan Ngaglik, Komite Sekolah, perwakilan orang tua murid, siswa, serta Pengawas Manajerial Dinas Pendidikan Kabupaten, Aris Susilo Pambudi, M.Pd.
Kegiatan yang berlangsung di Labotaorium IPA SMP Negeri 3 Ngaglik diawali dengan evaluasi implementasi kurikulum tahun ajaran 2024/2025. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan dalam capaian akademik siswa dan keterlibatan aktif guru dalam proses pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Dilanjutkan dengan paparan Kurikulum Satuan Pendidikan tahun ajaran 2025/2026 oleh Bapak Danang Setya Hatmaka, S.Pd., selaku wakil kepalaSekolah bidang Kurikulum.
Pengawas Manajerial, Aris Susilo Pambudi, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas komitmen sekolah dalam menyelaraskan program pendidikan dengan kebutuhan zaman. “Transformasi pendidikan harus dimulai dari satuan pendidikan. Workshop ini menjadi bukti bahwa sekolah mampu menjadi lokomotif perubahan,” ujarnya dalam sambutan.

Untuk tahun ajaran 2025/2026, workshop menetapkan dua fokus program utama: penguatan konsep Deep Learning dalam pembelajaran dan pengembangan Kegiatan non Akademik bagi siswa. Program Deep Learning dirancang untuk mendorong siswa memahami konsep secara mendalam, berpikir kritis, serta mampu memecahkan masalah kompleks lintas mata pelajaran. Sementara itu, program Kegiatan non Akademik akan mewadahi minat dan bakat siswa dalam bidang sains, teknologi, seni, dan literasi digital melalui klub-klub kreatif, bimbingan intensif, serta ajang kompetisi. Dengan tetap mengedepankan nilai-nilai karakter berdasarkan Visi Misi Sekolah, Bertakwa, Berbudaya, berprestasi, Mandiri, Tanggung Jawab, Peduli sesama dan Lingkungan dengan jargon Bertiga Mantap.
Kepala sekolah, Ibu Sri Suharti, S.Pd., menyampaikan bahwa kedua program tersebut diharapkan dapat mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif dan inovatif. “Kurikulum harus mampu memberi ruang bagi siswa untuk tumbuh sebagai pembelajar sejati yang mampu menghadapi tantangan abad ke-21,” ungkapnya. Workshop ditutup dengan sesi diskusi terbuka antara guru, orang tua, siswa, dan pihak Muspika. Hasil diskusi tersebut akan dirangkum sebagai masukan penyusunan.(humassmpn3ngaglik)